Hindu Religion | Pura Lingsar Lombok
Pura Lingsar, Profil Pura Terbesar di Lombok
Berada di kawasan Lombok Barat tepatnya di wilayah Desa Lingsar terdapat sebuah pura yang dinamakan dengan Pura Lingsar Lombok. pura ini memang merupakan jenis pura terbesar yang ada di Lombok dan banyak pula dikunjungi para wisatawan. Sehingga tak heran jika pura ini selalu menjadi simbol kepercayaan dan sering pula digunakan sebagai tempat menyelenggarakan berbagai upacara keagamaan. Jika anda berkunjung ke Lombok Barat untuk berwisata ke beberapa pantai atau tempat lainnya maka sempatkan pula diri anda berkunjung kesini untuk merasakan indahnya alam disini dan juga rasa spiritual yang menyejukkan.
Pura merupakan tempat ibadah untuk penganut agama Hindu. Namun, berbeda dengan Pura Lingsar, dimana agama lain pun bisa beribadah di Pura ini.
Selama 250 tahun, pura ini menjadi cermin kerukunan hidup antaragama dan suku yang berbeda di Pulau Lombok. Pura Lingsar terletak Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Desa Lingsar, Kecamatan Narmada.
Pura ini adalah pura terbesar di Lombok. Dibangun sejak 1741 oleh Raja Anak Agung Ketut Karangasem dari kerajaan Karangasem Bali dan dianggap pura yang paling suci di Lombok.
Seperti namanya, pura ini adalah tempat ibadah umat Hindu. Namun, uniknya, pura ini gabungan antara niali-nilai agama Hindu dan Islam Wetu Telu. Di dalam kompleks itu juga terdapat situs Kemaliq yang dihormati masyarakat Sasak, suku asli Lombok yang beragama Islam, terutama pengikut ajaran Wetu Telu.
Sejarah dari Pura Lingsar Lombok
Pura Lingsar sebagai yang terbesar di Lombok ini telah ada sejak tahun 1741 yang dibangun oleh raja darah daging keramat Ketut Karangasem. Di pura ini merupakan federasi antara nilai ajaran Hindu dan Islam Wete Telu. Sehingga terdapat latar ekor yang membuat akal tarik unggul Pura Lingsar. Karena itupun pada pura ini dibagi menjadi dua wilayah yaitu pura Hindu Gaduh di bagian utara dan pura Weku Telu bernama Kemaliq di bagian selatan.
Suasana Wisata Religi ke Pura Lingsar
Wisata Pura Lingsar Lombok
Pura Lingsar memiliki luas mencapai 26 hektar yang tentunya sangat luas dan didalamnya menandakan keharmonisan antara ajaran Islam dan Hindu. Pura ini masih sangat murni dan selalu terawat. Di pura ini tidak pernah ada gencetan walaupun di dalamnya terdapat dua ajaran berbeda. Pura ini masih difungsikan sebagai tempat beribadah dari kedua ajaran tersebut dan setiap setahun sekali akan ada ritual yang diselenggarakan. Adapun wisatawan yang datang kesini harus mengenakan selendang kuning yang dipakaikan pada pinggang, yaitu sebagai simbol penghormatan karena disini masih ada tanda memproteksi keperawanan pura.
Wilayah pura yang luas ini bisa anda kunjungi untuk menikmati wisata sejarahnya yang telah ada sejak abad ke 18. Tentunya anda akan merasakan suasana yang sangat religius, tenang dan juga teringat pada masa lampau. Di pura Lingsar ini juga terdapat sebuah empang yang dibanghun untuk menghormati seorang dewa yaitu Dewa Whisnu. Empang atau kolam tersebut memiliki luas 6.230 meter persegi. Kolam ini pun dinamakan sebagai kolam Telaga Ageng. Di dalamnya terdapat banyak ikan yang sangat unik, bahwa ikan tesebut jika tidak dipanggil maka ia akan keluar dengan tidak menampakkan diri maka ikan tersebut akan muncul jika anda memanggilnya. Untuk memanggil ikan tersebut anda bisa gunakan telur ayam matang yang dilemparkan kedalam kolam sehingga ikan-ikan akan keluar.
Adapun Telaga Ageng ini memiliki sembilan pancuran yang unik karena airnya tersebut memancar kedalam empang atau kolam. Pada awal kolam atau di kolam tempat pertama anda akan melihat banyakanya jutaan koin yang bertebaran secara berantakan. Koin atau uang tersebut memang dilemparkan oleh manusia dan konon yang melemparnya adalah para tamu yang datang ke pura ini. mereka melempar koin karena menurut kepercayaan mereka akan mendapatkan kemudahan rezeki dari Tuhan. Dengan demikian anda bisa segera berwisata kesini walaupun tidak untuk beribada, tapi anda bisa melihat sekitar pura yang masih asli dan terawat. Maka tentunya wisata disini akan terasa sangat religius.
Ritual yang Dilakukan di Pura Lingsar
Wisata Pura Lingsar di Lombok
Tentunya jika anda berkunjung ke Pura Lingsar Lombok maka anda akan tahu banyak hal. Pura ini memang kerap kali dijadikan tempat penyelenggaraan berbagai ritual atau upacara adat. Seperti yang masih diselenggarakan hingga saat ini setiap setahun sekali adalah Perag Topat. Bahwa perang ini umat Hindu dan umat Islam akan berperang menggunakan topat atau ketupat yang dilemparkan kepada sesama temannya. Perang ini diadakan sebagai tanda untuk bersyukur atas rezeki yang telah diberikan oleh Tuhan kepada masyarakat di wialyah ini. perang Topat ini pun biasa dilakukan pada sebelum musim timbun pagi dan juga setelah musim penghujan.
Selain wisata pantai di Pulau Lombok, Anda dapat mengunjungi keindahan Pura Lingsar.
Pura merupakan tempat ibadah untuk penganut agama Hindu. Namun, berbeda dengan Pura Lingsar, dimana agama lain pun bisa beribadah di Pura ini.
Selama 250 tahun, pura ini menjadi cermin kerukunan hidup antaragama dan suku yang berbeda di Pulau Lombok. Pura Lingsar terletak Kabupaten Lombok Barat, Nusa Tenggara Barat, tepatnya di Desa Lingsar, Kecamatan Narmada.
Pura ini adalah pura terbesar di Lombok. Dibangun sejak 1741 oleh Raja Anak Agung Ketut Karangasem dari kerajaan Karangasem Bali dan dianggap pura yang paling suci di Lombok.
Seperti namanya, pura ini adalah tempat ibadah umat Hindu. Namun, uniknya, pura ini gabungan antara niali-nilai agama Hindu dan Islam Wetu Telu. Di dalam kompleks itu juga terdapat situs Kemaliq yang dihormati masyarakat Sasak, suku asli Lombok yang beragama Islam, terutama pengikut ajaran Wetu Telu.
Kawasan pura ini terbagi menjadi dua yakni di bagian utara terdapat pura Hindu bernama Gaduh, sedangkan di bagian selatan berdiri pura Weku Telu bernama Kemaliq.
Penampilan wajah kompleks bangunan ini secara umum tak jauh berbeda dengan kompleks pura di daerah lainnya. Pada gerbang masuk kompleks pura ini terdapat candi bentar atau gapura kembar berbentuk segitiga siku-siku berwarna khas merah bata.
Penampilan wajah kompleks bangunan ini secara umum tak jauh berbeda dengan kompleks pura di daerah lainnya. Pada gerbang masuk kompleks pura ini terdapat candi bentar atau gapura kembar berbentuk segitiga siku-siku berwarna khas merah bata.
Di halaman tersebut terdapat dua kolam kembar yang dipisahkan oleh jalan lurus menuju candi bentar lainnya yang mana pada sisi kiri jalan terletak bangunan utama pura yang disebut Pura Gaduh.
Di sisi kiri pura adalah Kemaliq atau yang dalam bahasa Sasak berarti tempat suci atau keramat. Di dalam Kemaliq terdapat kolam mata air. Bersebelahan dengan Kemaliq adalah pesiraman atau tempat mandi berupa pancuran yang mengalirkan air dari Kemaliq.
Umat Hindu dan Islam bergantian menggunakan pura untuk kepentingan beribadah tanpa ada tubrukan yang mengkhawatirkan.
Kendati selalu digunakan untuk beribadah dua agama yang berbeda namun dalam setahun sekali ada upacara yang melibatkan umat Hindu dan Islam di pura ini. Pura ini juga digunakan oleh umat agama lain untuk beribadah bersama. Anda bisa berdoa di Pura Lingsar dengan khusyu.
Konon, jika siapapun dengan menganut agama apapun yang berdoa di sini, maka akan dikabulkan doanya. Sebagai simbol menjaga kesucian pura ini maka setiap pengunjung diharuskan untuk menggunakan selendang kuning sebagai tanda penghormatan.
Komentar
Posting Komentar